ARTIKEL PPG

 ARTIKEL PPG

Mengatasi malas belajar dengan metode Group Investigation dalam pembelajaran

 Oleh : NurFatoni,S.H. (* )

  Salah satu tujuan pendidikan adalah transformasi ilmu yaitu melakukan transfer energi yang berupa ilmu pengetahuan dari pendidik ke peserta didik yang disebut dengan proses pembelajaran. Dalam hal ini dapat dianalogikan ibarat mobil tidak akan bisa berjalan tanpa adanya transfer energy berupa BBM baik jenis pertalit/pertamax atau yang lainnya. Demikian pula dalam proses pembelajaran tidak akan berhasil tanpa mengetahui permasalahan, baik yang ada pada peserta didik maupun guru sebagai pendidik. Setelah mengetahui permasalahan kita bisa menentukan metode apa yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu diperlukan adanya sinergitas antara pendidik dan peserta didik dalam mengelola pembelajaran. Di satuan pendidikan kami masalah yang paling menonjol adalah kurangnya semangat dan motivasi belajar pada peserta didik, hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu :

1.   Sebagian peserta didik adalah anak- anak yang juga santri di pondok pesantren, terkadang proses pembelajaran sampai malam, belum lagi untuk mengurusi keperluan pribadi harus dilakukan secara mandiri, dan ketika pagi hingga siang hari mulai dengan pembelajaran di sekolah/ madrasah suasana ngantuk selalu membayangi.

2.        Sebagian peserta didik adalah anak- anak yang hidup di lingkungan pesisir pantai, orang tuanya bekerja sebagai nelayan, seperti kita ketahui bahwa karakteristik masyarakat di lingkungan pesisir kurang memperhatikan masalah pendidikan anak-anaknya, sehingga anak-anak kurang ada kontrol dan pengawasan dari orang tua,begadang sampai larut malam kumpul-kumpul dan tongkrongan dengan orang dewasa dampaknya kalau berangkat ke sekolah selalu terlambat . Ada juga anak-anak usia sekolah yang membantu orang tua bekerja mencari ikan, dan kalau anak sudah bisa bekerja mendapat uang maka motivasi untuk belajar dengan baik sangat sulit sekali.

3.        Sebagian peserta didik adalah anak dari keluarga brokenhome ditinggal orang tuanya bekerja menjadi TKI di luar negeri, dan anak hidup bersama kakek/nenek sehingga secara psikologis anak kurang mendapat perhatian dari orang tua. Bahkan yang lebih parah ada anak tidak tahu siapa orang tuanya, wajahnya seperti apa kadang juga tidak tahu karena sejak di tinggal kerja ke luar negeri anak masih kecil dan diasuh oleh neneknya atau saudaranya sedangkan orang tuanya tidak tau dimana keberadaanya masih hidup atau sudah meninggal (putus komunikasi).

4.        Sebagian pendidik/guru masih menggunakan metode pembelajaran Teacher Center Learning yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dengan model ceramah membuat peserta didik malas dan bosan untuk mengikuti pembelajaran.


Peran Guru/Pendidik

Peran Pendidik dalam hal ini seorang guru sangat penting dan strategis dalam menghadapi kondisi permasalahan seperti tersebut di atas karena pendidik bisa berperan menjadi orang tua kedua setelah orang tua aslinya.

Bagi peserta didik yang jauh dari orang tuanya maka tugas dan tanggung jawab guru adalah mengayomi dan memberikan kasih sayang (kasih sayang antara anak dan orang tua) serta mendidik dan memperlakukannya seperti anaknya sendiri, sedangkan peserta didik yang masih punya dan dekat dengan orang tua maka guru bisa menjadi orang tua kedua ketika berada di lingkungan sekolah/madrasah.

Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan adalah Pendidik/Guru dituntut menguasai berbagai macam metode pembelajaran (learning method) . Apalagi dengan peserta didik yang memiliki permasalahan dan kondisi sosial budaya yang berbeda. Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Karena itulah guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka memproses pembelajaran inovatif, efektif, efisien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

Prinsip umum penggunaan metode pembelajaran adalah bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran. Semua metode pembelajaran memiliki kekhasan sendiri- sendiri dan relevan dengan tujuan pembelajaran tertentu namun tidak cocok untuk tujuan dan keadaan yang lain. Dengan kata lain semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Guru sebagai agency of change harus mampu memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan dan keadaan pembelajaran.

Untuk melakukan semua itu guru tidak bisa bekerja sendiri harus melibatkan stakeholder, antara lain yaitu :

1.        Yayasan/Lembaga yang menaungi satuan pendidikan.

2.        Kepala Madrasah

3.        Komite Madrasah

4.        Teman sejawat

5.        Masyarakat di lingkungan madrasah

6.        Orang tua/ wali peserta didik

Tantangan yang lain adalah keterbatasan sarana prasarana penunjang pembelajaran terutama masalah peralatan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengoperasikan perangkat teknologi. Padahal untuk pembelajaran di abad 21 sarana teknologi menjadi perangkat yang krusial dalam menunjang proses pembelajaran.

 

Langkah-langkah Aksi :

Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengubah orientasi pembelajaran dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning yakni pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru/pendidik menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik/ siswa. Langkah ini kami lakukan karena SCL menekankan proses pembelajaran pada perubahan tingkah laku peserta didik itu sendiri dan mengalami langsung bagaimana membentuk konsep belajar dan memahami. Ada beberapa karakteristik metode pembelajaran SCL diantaranya yaitu :

1.   Peserta didik belajar secara individu atau kelompok untuk membangun pengetahuan dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi dan teknologi yang dibutuhkan secara aktif tidak hanya asal menerima pengetahuan secara pasif.

2.        Pendidik/guru membantu peserta didik mengakses informasi, menata, dan mentransfernya guna menemukan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 


Dua poin inilah yang kami gunakan sebagai pedoman dalam Praktik Pembelajaran Lapangan (PPL 2) yakni pada fase D dengan elemen Bhinneka Tunggal Ika. Dengan metode pembelajaran diskusi kelompok, topik yang dibahas adalah Faktor- faktor penyebab keberagaman masyarakat di Indonesia.

Pada pembelajaran sesi 1 yang dilakukan secara daring (g.meet) ini peserta didik mencari dan menggali informasi via internet terkait materi yang akan didiskusikan yaitu menggali informasi untuk menemukan faktor- faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.

Pada pembelajaran sesi 2 peserta didik melakukan diskusi kelompok dengan moda luring/ tatap muka.

Pada fase ini kami menggunakan metode pembelajaran Group Investigation. Dalam metode GI ini guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan antara 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen (Trianto, 2007).


Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation ini menurut (Kiaranawati, 2007) dapat dikemukakan sebagai berikut :

a.        Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Ada 4 subtopik yang dikemukakan yaitu : Faktor penyebab keberagaman di lihat dari kondisi alam, kondisi iklim, kondisi sosial budaya, dan kondisi sejarah.

b.        Merencanakan kerjasama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang dipilih dari langkah- langkah diatas.

c.        Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (b).

d.        Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada langkah (c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

e.        Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa di dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f.         Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Refleksi dan dampak

Di dalam pemanfaatannya dan penggunaannya dengan metode group investigation ini juga mempunyai kelemahan dan kelebihan yakni sebagai berikut :

Kelebihan metode pembelajaran group investigation :

1.        Pembelajaran dengan kooperative model group investigation memiliki dampak positif meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2.        Penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3.        Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar peserta didik dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.

4.        Model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.

5.        Memotivasi dan mendorong peserta didik agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.Kekurangan metode pembelajaran group investigation:

Metode pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran yang membutuhkan sikap kooperatif dari semua peserta didik. Kemudian metode pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.

Metode pembelajaran group investigation ini sangat efektif untuk dilakukan terutama dalam mengatasi permasalahan kurangnya motivasi dan semangat belajar peserta didik. Apalagi model pembelajaran seperti ini membutuhkan keaktifan dari semua siswa/peserta didik. Pendidik / guru hanya sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

 

(*) Penulis adalah Mahasiswa PPG Daljab Batch 3 Kemenag di UMM Malang, Mengajar di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal

Related Posts :

TERBARU

  Sejarah sumpah pemuda (28 Oktober 2024) Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui sebuah putusan Kongres Pemuda K...